JAKARTA - Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, pemerintah mengambil langkah strategis untuk memastikan kelancaran transportasi udara di seluruh Indonesia.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan penambahan kapasitas penerbangan sekaligus menurunkan tarif tiket pesawat kelas ekonomi hingga 14 persen. Tujuannya jelas: memastikan masyarakat dapat bepergian dengan aman, nyaman, dan tetap terjangkau di musim liburan.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menegaskan bahwa libur Nataru selalu menjadi momentum penting bagi sektor penerbangan nasional. “Ini saat yang tepat untuk menguji kesiapan layanan sekaligus memperkuat konektivitas antardaerah,” kata Dudy.
Kemenhub mengantisipasi lonjakan penumpang dengan menyiapkan extra flight di rute-rute populer dan menggunakan pesawat berkapasitas besar untuk mengurangi kepadatan. Penyesuaian kapasitas ini dilakukan untuk mencegah lonjakan harga tiket sekaligus menjaga kualitas layanan bagi seluruh penumpang.
Diskon Tiket Ekonomi hingga 14 Persen
Sebagai bagian dari strategi ini, Kemenhub menetapkan penurunan tarif tiket domestik kelas ekonomi sebesar 13–14 persen. Diskon berlaku mulai 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026 dan diterapkan di seluruh maskapai nasional. Garuda Indonesia, maskapai pelat merah, menjadi yang pertama menjalankan kebijakan ini.
“Inisiatif ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat sekaligus memastikan pergerakan penumpang tetap lancar di musim liburan,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan. Maskapai ini telah membuka penjualan tiket dengan harga lebih rendah sejak 22 Oktober 2025, memberi kesempatan bagi masyarakat merencanakan perjalanan jauh-jauh hari sebelum liburan.
Dudy menekankan, keberhasilan pengelolaan arus penumpang udara saat Nataru sangat bergantung pada sinergi semua pihak. Mulai dari maskapai penerbangan, pengelola bandara, hingga instansi terkait, semua harus berkoordinasi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang. “Sinergi antara pemerintah dan pelaku industri penerbangan menjadi kunci dalam menjaga kelancaran arus penumpang, keamanan, dan keselamatan penerbangan,” tegasnya.
Koordinasi Intensif dengan Stakeholder
Untuk mendukung kesiapan operasional, Kemenhub memperkuat koordinasi dengan AirNav Indonesia serta pengelola bandara Angkasa Pura I dan II. Tujuannya agar layanan di bandara tetap prima saat volume penumpang meningkat. Berdasarkan evaluasi tahun-tahun sebelumnya, jumlah penumpang pesawat selama masa libur Nataru berpotensi meningkat 30–40 persen dibanding hari biasa.
Langkah ini menjadi antisipasi nyata terhadap risiko kepadatan ekstrem dan membantu menjaga kualitas pelayanan publik. Penambahan jadwal penerbangan dan penurunan tarif tiket dipandang sebagai strategi penting agar masyarakat menengah dan bawah tetap bisa bepergian tanpa terbebani biaya yang tinggi.
Manfaat Langkah Pemerintah bagi Penumpang
Kebijakan ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mudik atau liburan akhir tahun, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap transportasi udara nasional. Diskon tiket kelas ekonomi memberikan kesempatan bagi keluarga dan individu yang sebelumnya enggan menggunakan pesawat karena harga tinggi.
Selain itu, extra flight yang disiapkan pada rute populer membantu mencegah kepadatan pesawat dan keterlambatan, sehingga perjalanan tetap lancar. Dengan demikian, kebijakan ini memberi manfaat ganda: efisiensi biaya sekaligus kenyamanan perjalanan.
Garuda Indonesia dan maskapai nasional lainnya menyiapkan armada cadangan serta meningkatkan jadwal penerbangan untuk menampung lonjakan penumpang. Hal ini sejalan dengan arahan Menhub untuk menjaga keselamatan sekaligus memastikan distribusi penumpang merata di semua rute.
Kesiapan Layanan dan Infrastruktur
Kemenhub juga memastikan kesiapan layanan di bandara melalui ramp check dan koordinasi operasional. Semua fasilitas, mulai dari layanan check-in hingga keamanan, ditingkatkan agar tidak terjadi hambatan saat arus penumpang meningkat. Evaluasi dari libur Nataru tahun-tahun sebelumnya menunjukkan pentingnya langkah proaktif ini agar pengalaman perjalanan tetap aman dan nyaman.
Dengan penurunan tarif tiket hingga 14 persen dan penambahan extra flight, pemerintah menegaskan komitmennya memberikan layanan transportasi udara yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat. Sinergi antara pemerintah, maskapai, dan pengelola bandara menjadi kunci suksesnya kebijakan ini.
“Kami ingin memastikan seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati perjalanan akhir tahun dengan aman dan nyaman tanpa terbebani harga tiket yang tinggi,” tutup Menhub Dudy.
Kebijakan ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengelola arus penumpang, menjaga daya beli masyarakat, dan meningkatkan kualitas pelayanan transportasi udara nasional di musim libur panjang Natal dan Tahun Baru 2026.